Forum Gay Katolik Indonesia

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Yesus berkata: Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.


    Warta Gembira Hari Ini

    speed
    speed
    Peacesharer
    Peacesharer


    Jumlah posting : 11
    Join date : 28.01.09
    Lokasi : Provinsi yg gubernurnya Bibit Waluyo

    Warta Gembira Hari Ini Empty Warta Gembira Hari Ini

    Post  speed Wed Jul 08, 2009 4:30 am

    “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan”

    (Kej 44:18-21.23b-29; Mat 10:7-15)



    “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." (Mat 10:7-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini


    Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

    · Ada orang ketika memperoleh tugas baru dengan detil bertanya-tanya perihal aneka sarana-prasarana atau faisilitas apa saja yang telah tersedia dalam melaksanakan tugas baru tersebut. Bahkan juga ada yang minta kepastian perihal imbal jasa atau jaminan sosial yang akan diterimanya. Dengan kata lain yang bersangkutan belum bekerja sudah kawatir akan masa depannya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan Yesus memberi tugas para rasul untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan serta berpesan :”Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”. Yang utama atau pokok dalam tugas pengutusan adalah manusianya, pribadi yang diutus, bukan sarana-prasarana atau jaminan sosial., apalagi dalam tugas pengutusan untuk mewartakan Kerajaan Allah/Sorga atau Kabar Baik. “The man behind the gun”, demikian kata sebuah motto. Dalam tugas pengutusan apapun atau pekerjaan apapun yang utama dan pertama-tama adalah manusia, entah yang sedang menerima tugas maupun yang menerima pelayanan. Kehadiran pribadi yang diutus kiranya sudah merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas pengutusan; dan dengan saling hadir, bertemu dan curhat kiranya akan terjadi proses penyembuhan atau pertobatan alias pewartaan Kabar Baik.

    · “Kami masih mempunyai ayah yang tua dan masih ada anaknya yang muda, yang lahir pada masa tuanya; kakaknya telah mati, hanya dia sendirilah yang tinggal dari mereka yang seibu, sebab itu ayahnya sangat mengasihi dia.Lalu tuanku berkata kepada hamba-hambamu ini: Bawalah dia ke mari kepadaku, supaya mataku memandang dia” (Kej 44:20-21), demikian kutipan pengakuan yang terbuka dari Yehuda di hadapan Yusuf, mewakili saudara-saudaranya. Ada kerinduan besar bagi Yusuf untuk memandang atau melihat atau bertatap muka dengan adiknya. Apa yang dirasakan oleh Yusuf ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Rindu pada saudara untuk bertatap muka dan bercuhat, itulah kiranya yang sering juga kita rasakan ketika sudah cukup lama berpisah dari saudara. Memang kerinduan tersebut belum terobati hanya dengan berita atau doa. Maka baiklah bagi kita yang mungkin tidak terpisah secara phisik dan setiap hari bertemu, hendaknya memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bercakap-cakap dan bercurhat, dan jika memang saudara dekat/kandung atau sebagai suami-isteri sebaiknya juga dilengkapi dengan sentuhan, ciuman sebagai tanda saling mengasihi. Sentuhan atau ciuman yang lahir dari kasih kiranya lebih berarti dan bermakna daripada ceritera atau omongan panjang lebar. Kasih harus lebih diwujudkan dengan tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan. Anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi kiranya membenarkan kebenaran di atas, yaitu bahwa kasih harus lebih diwujudkan dalam tindakan atau perilaku daripada kata-kata atau omongan, maka kami berharap anda dapat menjadi saksi kasih tersebut dan menyebar-luaskan kepada saudara-saudari dimanapun dan kapanpun.



    “Diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya. Raja menyuruh melepaskannya, penguasa bangsa-bangsa membebaskannya.Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan kuasa atas segala harta kepunyaannya,”(Mzm 105:17-21)



    Jakarta, 9 Juli 2009


    I. Sumarya, SJ
    speed
    speed
    Peacesharer
    Peacesharer


    Jumlah posting : 11
    Join date : 28.01.09
    Lokasi : Provinsi yg gubernurnya Bibit Waluyo

    Warta Gembira Hari Ini Empty Re: Warta Gembira Hari Ini

    Post  speed Mon Apr 05, 2010 7:01 am

    Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
    (Matius 3 : Cool


    Terkadang, banyak orang Kristen memiliki rasa percaya diri teramat besar, karena mereka meyakini kalau kekuatan fisik atau kemampuan pikiran mereka, akan mampu menjawab permasalahan hidup yang sedang dihadapi.

    Pada sisi yang lain, banyak pula orang Kristen yang menjadi teramat lemah dan mencoba berlari dari kenyataan hidup, ketika segenap daya upaya yang telah mereka lakukan, tetap saja tidak membuat mereka dapat terlepas dari adanya konsekuensi atas perbuatan yang telah mereka lakukan atau harus mereka selesaikan, layaknya sebuah jawaban dari suatu permasalahan.

    Permasalahan muncul ketika kondisi terbelunggu permasalahan, sering kali membuat sejumlah anak-anak Tuhan mencoba untuk menyampaikan alasan-alasan atau membangun dalil-dalil yang seakan-akan bisa menjadi landasan berpikir sesuai logika manusia, yang memperkenankan mereka untuk berjalan jauh dari kasih dan kehendak ALLAH.

    Cara sejumlah orang-orang Kristen untuk menarik kesimpulan dalam menterjemahkan konsep menjalani prinsip-prinsip keimanan yang benar dan menghasilkan buah, sering kali terganjal oleh adanya pola pikir serta sikap manusia yang lebih menganggap bahwa diri mereka mampu tanpa harus bersandar pada Tuhan.

    Kerasnya tantangan kehidupan membuat mereka lebih menikmati alur kehidupan dengan melarungkan diri pada kesibukkan pekerjaan, yang tercipta karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup, lalu menikmati indahnya gemerlap kehidupan yang ditawarkan dunia ini.

    Dengan kata lain, alam pikiran mereka yang menjadi sumber inspirasi kehidupan, bukan Firman Tuhan. Mereka menganggap, berjalan sesuai kehendak Tuhan, ada masa dan waktunya.

    Satu contoh nyata dapat kita temukan pada bulan Desember ini, dimana kehadiran anak-anak Tuhan pada saat merayakan Natal, melebihi jumlah anggota Jemaat yang hadir pada saat pelaksanaan tata ibadah Minggu.

    Tingginya animo anggota Jemaat Gereja untuk menghadiri ibadah perayaan Natal, membuat anggota Majelis Gereja harus memasang tenda di bagian teras atau halaman Gereja. Mereka juga menyewa atau meminjam banyak sejumlah kursi untuk menambah daya tampung, agar anggota Jemaat yang datang beribadah, mendapat tempat duduk dan dapat turut beribadah.

    Puji Tuhan, Gereja penuh. Akan tetapi, kenapa hanya pada hari Natal atau hari Paskah saja?

    Yaaa... Pada saat Natal dan Paskah, ribuan hingga jutaan orang Kristen di dunia, baru datang beribadah di Gereja. Sesungguhnya mereka adalah wajah lama, namun jarang datang beribadah ke rumah Tuhan.

    Mereka seakan-akan ingin menghadirkan suatu pernyataan, bahwa terucapnya permohonan pengampunan dosa dan merasakan betapa indahnya hidup sebagai anak-anak Tuhan, baru perlu dilakukan pada saat perayaan hari Natal serta hari Paskah tiba.

    Bisa dikatakan, sejumlah anak-anak Tuhan telah menghadirkan suatu anggapan, kalau pertobatan itu merupakan penaklukan perasaan dan sikap manusia untuk tidak lagi berbuat kesalahan, hanya pada saat perayaan Natal dan Paskah semata. Padahal, nilai serta esensi dari sebuah pertobatan manusia, bukan itu.

    Apakah pertobatan itu?

    Dalam terjemahan bebas, pertobatan bisa diartikan dengan : sadar dan menyesali telah berbuat dosa dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.

    Firman Tuhan dalam Perjanjian Baru menyebutkan, kata Yunani untuk pertobatan adalah metanoeo, yang artinya perubahan pikiran.

    Bahasa sederhananya, pertobatan berarti berbalik dari jalan manusia untuk mengikuti jalan yang Tuhan kehendaki, dimana perasaan bersalah akan muncul dalam hati dan benak pikiran kita apabila kita lalai untuk mengingat serta menjalankan perintah-perintah Tuhan.

    Menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, sama artinya kita hidup dan datang pada Tuhan dengan cara pandang serta pola pemikiran yang mengarah pada suatu sikap percaya yang seutuhnya kepada Tuhan.

    Artinya, dalam menjalani hidup yang beriman kepada Kristus, kita tidak bersikap setengah hati menjalani prinsip iman kepada Yesus.

    Setiap orang Kristen seharusnya menghadirkan komitmen pribadi untuk menempatkan segenap perintah serta kehendak Tuhan sebagai sebuah pilar kehidupan yang menjadi pedoman dan penentu jalan kehidupan kita di dunia ini.

    Dengan kata lain, kita meninggalkan culture dan pola hidup yang tidak sesuai jalan Tuhan karena kita percaya bahwa pilihan hidup demikian akan membawa kita pada keselamatan.

    Setiap anak-anak Tuhan sepatutnya menghadirkan kerinduan yang selalu menaungi hati serta benak pikiran kita, untuk dekat serta mendengar suara Tuhan.

    Lalu, apakah tindakan yang harus kita lakukan kemudian? Jawabnya : menghasilkan buah-buah roh.

    Kehidupan yang baru, yang dijalani dengan prinsip-prinsip beriman yang sepenuh hati kepada Tuhan, pada tahap pelaksanaannya, bisa menghadirkan buah-buah roh, dimana perilaku dan sikap percaya yang kita tunjukkan, membuat orang lain mengenal siapa Yesus lalu mereka juga melakukan pertobatan.

    Pada sisi yang berbeda, apabila pertobatan tidak kita lakukan, sama artinya kita tidak berusaha untuk membangun adanya kesadaran dan pengakuan diri bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tidak terlepas dari adanya dosa, dimana upah dosa adalah maut. Padahal maut telah dikalahkan oleh kebangkitan Yesus Kristus.

    Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Kristus, kita memang harus menyadari bahwa hidup ini penuh dengan dosa. Oleh karena itu sudah selayaknyalah kita melakukan pertobatan, bukan berlari dari hadapan Tuhan dan semakin menjerumuskan diri dalam lembah kekelaman hidup.

    Adanya iman percaya kepada Kristus, merupakan jaminan keselamatan yang diberikan Tuhan sebagai sebuah anugerah, dimana orang-orang yang beriman dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, akan memperoleh kehidupan yang kekal.

    Ketika banyak anak-anak Tuhan sudah tahu dan memahami betapa indah anugerah yang Tuhan berikan kepada mereka, kenapa belum juga melakukan pertobatan?


    Tuhan Yesus memberkati kita semua.


    .Sarlen Julfree Manurung
    speed
    speed
    Peacesharer
    Peacesharer


    Jumlah posting : 11
    Join date : 28.01.09
    Lokasi : Provinsi yg gubernurnya Bibit Waluyo

    Warta Gembira Hari Ini Empty Re: Warta Gembira Hari Ini

    Post  speed Mon Apr 05, 2010 7:09 am

    Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18

    "Aku telah melihat Tuhan!"

    Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya” (Yoh 20:11-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
    Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


    Orang yang saling mengasihi pada umumnya saling menyapa dengan singkat nama panggilan hariannya, dan sapaan itu sungguh bermakna. Begitulah sapaan Yesus yang bangkit terhadap Maria Magdalena, yang menyapa “Maria”, dan Maria Magdalena pun menjawab “Rabuni”. Dengan sapaan mesra penuh kasih tersebut Maria Magdalena percaya bahwa Yesus telah bangkit dari mati, dan ia pun dengan cepat dan gembira melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Yesus agar ia mengatakan apa yang dilihat dan didengarkannya kepada para murid atau saudara-saudara Yesus. Kepada para murid pun Maria Magdalena berkata dengan singkat “Aku telah melihat Tuhan”. Kita semua dipanggil untuk meneladan Maria Magdalena, yang peka akan sapaan Tuhan serta dengan gembira mensharingkan apa yang telah didengarkan dan dilihatnya, yaitu karya-karya Tuhan. Maka marilah kita membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap aneka macam sapaan kasih Tuhan, yang antara lain melalui saudara-saudari kita, yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita. Dengan kata lain marilah kita lihat dan imani karya Tuhan dalam saudara-saudari kita, dan kemudian kita sharingkan apa yang kita lihat tersebut kepada saudara-saudari kita yang lain. Karya-karya Tuhan dalam diri kita dan saudara-saudari kita antara lain menggejala dalam perbuatan-perbuatan maupun kehendak baik. Tuhan hadir dan berkarya dimana-mana, termasuk di tempat atau lingkungan hidup yang amburadul, kurang teratur atau kacau balau, maka marilah kita lihat kehadiran dan karyaNya dalam ketidak-teraturan atau kekacauan tersebut, dan kemudian kita ceriterakan kepada mereka yang takut dan gentar menghadapi ketidak-teraturan dan kekacauan tersebut agar mereka berani memasuki dan mengatasinya.

    Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis 2:41). Kutipan ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam rangka melaksanakan karya pewartaan. Petrus menceriterakan apa yang dilihatnya dan diimaninya alias yang dihayatinya dengan penuh keyakinan dan percaya diri, sehingga apa yang dikatakan menyentuh hati para pendengarnya dan mereka bertobat atau menggabungkan diri pada Petrus dan murid-murid yang lain. Baiklah kita meneladan Petrus tersebut, maka marilah kita senantiasa berkata-kata perihal apa yang sungguh kita lihat, alami atau hayati alias jujur apa adanya, tidak berbohong atau menipu. Secara khusus kami mengingatkan atau menghimbau para guru agama/katekis atau pengkotbah: hendaknya sungguh mempersiapkan diri, sehingga apa yang akan diajarkan atau dikotbahkan sungguh mengesan dan menyentuh hati para pendengar. Hendaknya para katekis/guru agama dan pengkotbah juga dapat menjadi saksi iman, menghayati apa yang diajarkan atau dikotbahkan. Karena tugas karya pewartaan menjadi tugas kita semua, orang beriman, maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar cara berkata-kata atau berkomunikasi kita dimanapun dan kapanpun mengesan dan menyentuh hati orang untuk bertobat atau memperbaiki atau membaharui diri, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya sesuai dengan kehendak Tuhan. Hendaknya jauhkan aneka bentuk paksaan dalam rangka melaksanakan tugas karya pewartaan; bentuk pewartaan yang utama dan pertama-tama adalah kesaksian atau keteladanan hidup beriman.

    "Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu" (Mzm 33:18-20.22)

    Sponsored content


    Warta Gembira Hari Ini Empty Re: Warta Gembira Hari Ini

    Post  Sponsored content


      Waktu sekarang Fri Apr 19, 2024 2:55 am